STUDIUM GENERALE “Pancasila dan Teknologi : Merumuskan Kewarganegaraan Generasi Milenial”

Senin, 30 September 2019, Unika Widya karya mengadakan Studium Generale Semester Gasal Tahun Ajaran 2019/2020 dengan tema “Pancasila dan Teknologi : Merumuskan Kewarganegaraan Generasi Milenial”. Acara dilaksanakan di Aula St. Thomas Aquino dan dimulai pada pukul 09.00 wib. Acara ini dihadiri oleh para wakil rektor, para dosen, dan 146 mahasiswa baru dari semua jurusan yang ada di Unika Widya Karya. Narasumber dalam studium generale ini adalah Ibu Dr. Karlina Supelli, M. Sc. Beliau adalah dosen Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara.

Dr. Karlina Supelli, M. Sc. lahir pada 15 Januari 1958, memiliki minat yang dalam terhadap fisika, matematika dan metafisika. Menempuh pendidikan sarjana di Departemen Astronomi, Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung (ITB), meraih gelar Master of Science (MSc) di bidang Space Science diraih dari University College of London (UCL), Inggris. Beliau kemudian mengambil studi lanjut bidang filsafat untuk meraih gelar Magister dan Doktor di Universitas Indonesia. Bidang penelitiannya adalah kosmologi, filsafat analitik, filsafat sains, dan hubungan antara sains dan agama. Beliau memiliki perhatian khusus pada isu-isu kemanusiaan.

Dalam sambutannya untuk membuka acara seminar dan sharing alumni ini, Rektor Unika Widya Karya, Rm. Albertus Herwanta, O.Carm., M.A. berkata bahwa layaknya membangun sebuah rumah diperlukan pondasi yang kuat,begitu pula dengan Pancasila sebagai falsafah bangsa perlu dipahami dan dijadikan dasar bertindak dan berperilaku kita sebagai bangsa Indonesia. Generasi milenial yang penuh dengan kemajuan teknologi diharapkan lebih mampu berpikir secara kritis dan analitis dalam menghadapi setiap isu yang terjadi. Menutup sambutannya, Rektor Unika Widya Karya berharap agar melalui studium generale kali ini dapat bermanfaat bagi semua peserta dan demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang berkarakter.

Dalam kuliah tamu ini, Dr. Karlina Supelli, M. Sc., menjelaskan bahwa seseorang perlu melakukan suatu refleksi yaitu membuat jarak dengan diri sendiri untuk membedakan cara berpikir subyektif dan obyektif, sehingga kita dapat meninjau secara kritis setiap keputusan dan tindakan yang ada. Sudut pandang yang obyektif membantu sesorang dalam menemukan kebenaran dan mengurangi konflik yang memecah belah persatuan. Indonesia, dengan beragam perbedaan suku, ras, adat, dan budaya disatukan oleh suatu dasar yaitu Pancasila. Pancasila adalah contoh nyata hasil pertimbangan yang obyektif, mengesampingkan seluruh subyektivitas kepentingan pribadi maupun kelompok, menyatukan keragaman untuk persatuan Indonesia dalam Bhineka Tunggal Ika.

Generasi milenial adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi digital. Kemudahan  informasi memungkinkan akses fakta dan opini yang berbeda – beda dengan kemungkinan efek yang positif atau negatif. Generasi milenial diharapkan mampu berpikir dan bertindak obyektif dengan dasar pemahaman Pancasila, sehingga dapat menggunakan teknologi seperti sosial media untuk menyebarluaskan hal-hal positif, meredam konflik dan  membawa kebaikan bagi masyarakat Indonesia. Perguruan tinggi juga berperan dalam membentuk karakter warga negara dengan cara mengajarkan kejujuran ilmiah, semangat mencari kebenaran, tidak mudah percaya, terbuka terhadap kritik, setia mencari wakta yang relevan, hormat terhadap kebebasan berpikir dan menunjukkan tanggung jawab kepada masyarakat.

Kegiatan selanjutnya adalah sesi diskusi panel antara mahasiswa dengan narasumber. Mahasiswa dengan antusias ikut serta berdiskusi, mengangkat isu-isu hangat yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Seusai diskusi panel, kegiatan selanjutnya adalah penyerahan tali asih dari universitas kepada narasumber. Acara ditutup dengan pesan dari Dr. Karlina, M. Sc., kepada para mahasiswa yaitu: “Bermimpilah besar, mimpi tentang masa depan, mimpi tentang bangsa Indonesia.”
Riwidya Tri Oktavia, Dosen Manajemen UKWK-