Badan Mahasiswa Universitas kembali mengadakan Bakti Sosial di Tahun 2017 ini sebagai rangkaian Program Kerja Tahunan. Melibatkan seluruh mahasiswa lintas fakultas yang berjumlah kurang lebih 23 panitia. Bakti sosial yang diadakan tanggal 29 – 30 April 2017 yang lalu, mengambil tema “Bersama Untuk Melayani”, dengan dua format acara utama yaitu penyuluhan tentang ciri khas Universitas Katolik Widya Karya dan pengobatan murah. Kegiatan yang diawali dengan penyuluhan kaum muda ini mendapat antusiasme dari para peserta yang cukup baik. Para pemuda mulai dari lapisan anak SMA hingga OMK turut berpartisipasi aktif dalam penyuluhan yang disajikan oleh panitia yang berasal dari masing masing fakultas. Salah satu tujuan utama dari acara bakti sosial kali ini adalah menumbuhkan semangat solidaritas dari para mahasiswa Universitas Katolik Widya Karya dengan lingkungan yang ada di luar kampus widya karya.
Baksos yang di selenggarakan di Desa Pujiharjo ini dapat terlaksana dengan didahului penggalangan dana yang telah dilakukan oleh rekan rekan panitia mulai dari mencari dana dengan menghibur (musik) para umat yang pulang dari gereja, menjual makanan dan minuman dikampus, mengajukan proposal kepada beberapa gereja, membuka posko penggalangan dana langsung, hingga menjual baju impor. Acara bakti sosial ini terlaksana sesuai dengan rundown, hal ini karena komitmen para dokter yang hadir sangat on time.
Ketua pelaksana, Jujun dari Fakultas Pertanian angkatan 2015 menuturkan “mengapa memilih konsep pengobatan murah, karena pengobatannya tidak gratis, namun kami juga tidak sedikitpun menentukan berapa biayanya, pasien diberikan kesempatan secara sukarela memberikan semampu para pasien sendiri, sehingga pasien juga merasa bertanggung jawab atas kesehatannya namun sekaligus tidak merasa terbebani” . Pada umumnya orang tua yang datang mengeluhkan dan mengobatkan penyakit darah tinggi dan asam urat, sedangkan anak anak umumnya terkena batuk, pilek, demam. Baksos ini juga terlaksana berkat bantuan dari Persatuan Dokter Katholik Indonesia (Perdakhi) yang diwakili oleh dr Elisabeth Heidy dan dr Nico dari RKZ, Ikatan dokter Indonesia kota malang (IDI) yang diwakili dr Aldrian dan dr. Dita dari RSUD kota Malang serta dr. Inggrid dari Panti Nirmala. Baksos ini juga terbantu dengan kehadiran 8 orang perawat dari RKZ, dan ikatan apoteker mahasiswa malang 8 orang dan Apotek Arjasa kota malang yang mensupply obat-obatan.
“Kami bakti sosial tapi rasa live in, karena kita diberikan kesempatan untuk tinggal bersama warga Pujiharjo sekaligus kami diperkenankan untuk memberi makan ternak dan memanen pisang dan bonus jalan-jalan dengan pak lurah ke pantai” ungkap Jujun. Pihak Pujiharjo juga berharap agar jalinan yang sudah ada tetap berlanjut dengan berbagai acara yang lain, sehingga tali silahturahmi tidak terputus. Baksos kali ini memang berbeda dengan baksos sebelumnya, jika sebelumnya diadakan disebuah pesantren maka kali ini ruang lingkupnya lebih besar, yaitu satu Desa Pujiharjo. Seluruh panitia berharap semoga bakti sosial berikutnya tidak terhenti dengan konsep pengobatan murah, tetapi dengan mengembangkan konsep-konsep terbaru terlebih lagi merawat jaringan (channel) yang telah ada.
(I.R.A.N)