Sebelum melaksanakan Wisuda, UKWK melaksanakan pembekalan dan pelepasan bagi calon wisudawan pada Jumat 7 Agustus 2015 di Hotel Kartika Graha, Malang. Acara diawali dengan sambutan yang diberikan oleh Rektor, Rm. Albert, dan dilanjutkan dengan pembekalan yang diisi oleh Bapak Andy Setiabudi, Yohanes Wiwin dan Ibu Shafa Erna.
Acara pelepasan kemudian dilanjutkan dengan upacara simbolis penyentuhan Bendera Merah Putih dan UKWK sebagai lambang cinta tanah air dan Almamater juga peletakan KTM yang menyimbolkan bahwa mereka bukan lagi mahasiswa melainkan alumni UKWK. Selanjutnya acara diakhiri dengan Gladi kotor dan Gladi bersih sebagai persiapan wisuda hari berikutnya.
Dalam sambutannya, Romo Rektor berpesan bahwa meskipun sekarang situasi sedang sulit dan pertumbuhan ekonomi melambat, calon wisudawan tidak boleh patah semangat. Justru situasi sulit merupakan kesempatan untuk belajar dan berkontribusi. Beliau juga berpesan bahwa ijazah memang diperlukan tapi bukan satu satunya harapan sebab banyak ilmuan dan orang sukses bukan karena ijazah melainkan karakter yang kuat. Lebih lanjut beliau berpesan bahwa kita harus menjadi bijaksana sebab kuliah berbeda dengan kehidupan nyata. Orang pandai menguasai ilmu pengetahuan yang tersusun, kebijaksanaan harus diperbaharui terus menerus.
Bapak Andy menyadari bahwa Indonesia sedang mengalami perlambatan ekonomi. Kenyataan ini menyebabkan banyak sarjana Indonesia yang kesulitan mencari kerja. Dalam sharingnya kali ini, Bapak Andy menyemangati calon wisudawan untuk berpikir kreatif untuk mencari peluang di tengah situasi yang serba sulit. Yang paling beliau tekankan dan berangkat dari pengalamannya sendiri adalah perlunya membuat mimpi atau goal target yang dicapai dengan membuat rencana tahunan. Beliau percaya bahwa target dan tahapan yang jelas akan membuat para calon wisudawan menjadi orang yang sukses di kemudian hari. Pembekalan selanjutnya diisi oleh Bapak Yohanes Wiwin. Beliau adalah alumni Universitas Katolik Widya Karya. Beliau menjelaskan tentang faktor eksternal dan internal yang dimiliki oleh calon wisudawan dalam mencari kerja. Faktor eksternal merupakan faktor yang terjadi di lingkungan, misalnya pertumbuhan peluang yang tidak seimbang dengan jumlah lulusan baru, tingginya persyaratan yang diminta suatu perusahaan dan jauhnya link match antara kebutuhan industri dengan pendidikan yang diterima oleh calon wisudawan. Sedangkan faktor internalnya adalah mentalitas, penguasaan teori dan praktek serta kecakapan komunikasi. Beliau memberikan strategi untuk menghadapi keadaan tersebut. Strategi teknis, yaitu dengan memperbaiki lamaran kerja, perbanyak channel dan menguasai keahlian pendukung. Selain itu, strategi non teknisnya adalah selalu berdoa, tidak mudah terbujuk rayuan dan memperluas wawasan. Pembekalan yang terakhir diisi oleh Ibu Shafa Erna. Beliau ingin membantu para lulusan baru yang belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang mereka ambil. Mereka akan dipersiapkan sesuai dengan permintaan perusahaan. Para lulusan baru bisa berkonsultasi di Knowledge Management Capital Group Berhad.
Semua pemateri merasakan satu hal yang sama yaitu mereka ingin agar kehadiran mereka bisa menjadi berkat bagi orang lain. Konten Wisuda Hari Sabtu, 8 Agustus 2015 merupakan hari yang membanggakan bagi segenap civitas akademika UKWK, sebab pada hari itu sebanyak 101 sarjana dan ahli madya melaksanakan Wisuda di Hotel Kartika Graha. Fakultas Ekonomi meluluskan 66 orang, Fakultas Pertanian 11 orang, Fakultas Teknik 14 orang, Fakultas Hukum 7 orang dan Program Studi Manajemen Informatika sebanyak 3 orang. Dalam wisuda yang berjalan dengan khidmat itu, para wisudawan mendapatkan banyak petuah bijak dari Rektor, Bapak Uskup Malang, Koordinator Kopertis Wilayah 7 dan Orasi Ilmiah oleh Ir. Suryadi Ismadji, MT, Ph.D. Setelah orasi ilmiah dan sambutan meriah, para wisudawan dikukuhkan sebagai sarjana dan ahli madya di hadapan para dekan dan Rektor. Wisuda dilanjutkan dengan ikrar wisudawan, penyerahan Tongkat Estafet Ilmu dari perwakilan wisudawan kepada perwakilan mahasiswa yang melambangkan tetap berlanjutnya proses belajar mengajar dan pemberian penghargaan kepada wisudawan terbaik. Acara wisuda diakhiri dengan pembacaan doa dan penutupan Rapat Terbuka Senat Universitas Katolik Widya Karya.
Berikut ini adalah WISUDAWAN / WISUDAWATI terbaik Sarjana dan Ahli Madya angkatan XXX:
Athalia Wuisan, SH IPK = 3,84
Irene Yolanda, SE IPK = 3,84
Yuliana Yablain, SE IPK = 3,82
Made Wijaya, ST IPK = 3,62
Arnoldus Alvin Adra Manao, SP IPK = 3,56
Adi Setiyawan Handoyo, A.Md IPK = 3,52
Efranis Manao, SP IPK = 3,34
Ermenildus Landjung, ST IPK = 3,26
Romo Albert selaku rektor menyambut para wisudawan memasuki universitas kehidupan, yaitu suatu universitas di mana hidup merupakan proses belajar terus menerus. Para lulusan dipanggil agar bisa membuat umat manusia semakin manusiawi dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi. Kecerdasan intelektual harus selalu didasari oleh kecerdasan emosional sehingga ilmu tidak merugikan semua orang. Dalam sambutannya ini, Romo Albert juga menampilkan Grand Design UKWK dengan target, pada tahun 2040, UKWK menjadi universitas yang diakui secara internasional. Untuk mencapai target tersebut, UKWK telah membuat arah dan pentahapan yang jelas dengan rencana strategis yang dilaksanakan dalam jangka waktu setiap lima tahun.
Setelah dibuka oleh Rektor, Acara Wisuda dilanjutkan dengan Orasi Ilmiah yang disajikan oleh Ir. Suryadi Ismadji, MT., Ph.D. Bapak Suryadi menekankan betapa pentingnya budaya penelitian bagi universitas. Tanpa penelitian maka pengabdian terhadap masyarakat menjadi kurang sesuai dengan kebutuhan. Beliau cukup prihatin dengan masih rendahnya budaya penelitian di Indonesia khususnya di universitas-universitas swasta. Hal ini bisa dilihat dari masih sedikitnya jurnal dan paten dari peneliti Indonesia yang dipublikasikan secara internasional. Beberapa hambatan yg menyebabkan keadaan tersebut adalah jadwal dosen yang terlalu padat, minimnya fasilitas dan kurangnya niat dari dosen untuk menyumbang bagi peserta didik dan masyarakat. Namun hal ini masih bisa disiasati dengan melakukan beberapa hal yaitu dengan membatasi jam mengajar dosen, membangun network antar universitas dalam dan luar negeri sehingga tidak mengalami kesulitan alat penelitian serta pemberian reward oleh pemerintah dan universitas kepada peneliti yang jurnal atau patennya dipublikasikan secara internasional. Dengan demikian, niscaya iklim penelitian yang kondusif bisa tercipta.
Setelah Orasi Ilmiah, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Uskup Malang, Mgr. H.J.S. Pandoyoputro O. Carm. Beliau menekankan tentang nilai lebih seorang wisudawan. Nilai itu bukan terletak pada toganya melainkan pada spitualitas tiap individu. Spiritualitaslah yang menjadi model hidup yang melahirkan ketangguhan. Acara wisuda bukanlah akhir dari proses belajar melainkan awal dari kesadaran untuk menghadapi tantangan. Beliau juga mengutip pesan dari Romo Van Lith yaitu agar selalu menempatkan iman sebagai inspirasi dalam belajar di universitas dan berkarya dalam masyarakat.
Sambutan yang terakhir diberikan oleh Koordinator Kopertis Wilayah 7, Prof. Dr. Suprapto DEA. Beliau berpesan bahwa PTS bukan anak tiri lagi. Selain itu beliau mendukung para dosen PTS untuk mengusulkan dana penelitian sebab Kopertis Wilayah 7 mengambil dana yang paling besar di antara wilayah lainnya.
(humas)