Studium Generale Tema: Ketahanan Pangan di Era Ekonomi Global

Fakultas Pertanian Universitas Katolik Widya Karya menyelenggarakan Studium Generale dengan tema “Ketahanan Pangan di Era Ekonomi Global”. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula St Thomas Aquino, Universitas Katolik Widya Karya pada Kamis, 31 Maret 2016 dengan melibatkan segenap dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian yang berkoordinasi dengan sangat baik. Para dosen, mahasiswa dan perwakilan dari SMKI Blitar hadir dalam kegiatan yang diberikan oleh seorang nara sumber yang sudah berpengalaman di bidangnya: Ir. Sutikno Leksono Widodo, Komisaris PT. Agro Seger Nusantara.

     Dalam sambutan untuk membuka Studium Generale kali ini, Rektor Unika Widya Karya, Rm. Albert, O.Carm menyampaikan bahwa pertanian tidak melulu berkaitan dengan profesi rendahan. Pertanian justru merupakan penopang hidup manusia karena manusia membutuhkan makanan. Budaya bertani (agriculture) atau mengolah tanah adalah budaya manusia yang pertama. Hal ini sangat sesuai dengan akar kata pertanian dari Bahasa Latin, agrum colere yang berarti mengolah tanah. Pada kesempatan yang baik ini, Rektor Unika Widya Karya ingin agar para peserta yang hadir mengubah mindset tentang pertanian. Bertani bukanlah pekerjaan rendahan melainkan suatu kebanggaan sebab pertanianlah yang menopang hidup semua orang.

     Pada kesempatan berikutnya, Ir. Sutikno Leksono Widodo, yang biasa dipanggil Pak Tikno memaparkan hal-hal penting yang berkaitan dengan ketahanan pangan. Beliau menyampaikan tiga hal penting tentang ketahanan pangan yaitu ketersediaan atau produksi bahan pangan, kemudahan akses ke hasil produksi dan kemampuan mengolah bahan pangan. Indikasi yang memperlihatkan berhasilnya ketahanan pangan adalah tidak adanya kelaparan. Namun di sisi lain, pertanian juga menghadapi beberapa ancaman seperti misalnya: alih fungsi lahan, mahalnya transportasi, serangan hama yang semakin kebal, pembalakan liar dan perubahan iklim. Berikutnya beliau membagikan pengalamannya selama memimpin PT. Agro Seger Nusantara yang berfokus pada komoditi beras, jagung dan kedelai. Pendirian perusahaan ini berawal dari keprihatinan beliau akan panjangnya jalur yang harus ditempuh para petani untuk memasarkan hasil produksinya. Beliau ingin menjadi jembatan yang pendek antara produsen ke pasar akhir sehingga ada nilai tambah pada petani dan mendapat harga yang masuk akal. Selain itu beliau ingin memberi pelayanan yang sebaik-baiknya kepada petani mengingat petani sudah bekerja keras di sawah dan memberdayakan petani desa sehingga pada akhirnya bisa menumbuhkan daya beli masyarakat desa. Menutup pemaparan materinya, Pak Tikno mengingatkan bahwa pertanian tetap merupakan suatu peluang yang strategis di samping beberapa ancaman di atas sebab ada 260 juta penduduk Indonesia yang semuanya butuh makan, ada banyak lahan yang belum diolah khususnya di luar pulau Jawa dan usaha ini melibatkan disiplin ilmu lainnya. Beliau juga menghimbau kepada semua peserta untuk mulai memanfaatkan lahan di rumah untuk menanam agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri.